Dongeng, kalo kita mendengar kata ini, pasti mengartikan bahwa ini cerita khayalan. Ya, memang benar, tapi pasti ada beberapa orang, termasuk saya,, senang dengan dongeng. Alasannya, kalau dari cerita dongeng umumnya cerita yang kurang masuk logika, lebih sering pada happy ending. Dongeng yang saya ketahui ada berbagai macam, tapi sebagian besar monoton, selalu tokoh utamanya merasakan kebahagiaan di akhir ceritanya. Contohnya, Cinderella, Putri salju, dan entah apa judulnya,, yang pasti mereka selalu merasakan kebahagiaan di akhir ceritanya. Cinderella misalnya; menceritakan seorang gadis yang hidupnya terus menderita, kemudian suatu hari bertemu denga pangeran tampan, lalu hidup bersama dan bahagia selamanya. Sama halnya dengan kisah Putri Salju, yang begitu polosnya mau saja memakan apel beracun, lalu dibebaskan oleh pangeran tampan dengan “caranya”, kemudian hidup bersama dan bahagia juga.
Namun di dalam kehidupan nyata, apa itu benar-benar bisa terjadi? Agak melencong sedikit sih dari masalah kebahagiaan dan cinta, apa kalau lagi keracunan trus dicium pangeran bakal bisa langsung sembuh? Apa tikus bisa berbicara dengan bahasa manusia? Apa semua kejahatan bisa hilang di dunia ini? Apa kesedihan juga bisa hilang? Apa peri itu benar-benar ada? (sayan ingin melihat peri!!) Hm,,,, saya sempat merenungkan ini dan berpikir sejenak.
Secara logika, hal-hal semacam itu gak mungkin terjadi. Tapi, kalau kita percaya keajaiban, mungkin saja bisa terjadi, kalau kita percaya dan berusaha. Keajaiban yang terjadi gak harus sama seperti yang ada di dongeng-dongeng. Setipa permasalahan yang ada, pasti bisa diselesaikan, dan kalaupun udah gak ada jalan, mungkin masih ada keajaiban dengan cara-cara yang berbeda dan tersirat. Itulah sisi positif dari dongeng yang saya peroleh, di mana kita bisa bermimpi dan mewujudkannya, meski kadang tidak dengan cara yang mudah, tapi dengan usaha, kesabaran, kejujuran dan kerja keras. Tapi hati-hati, jangan sering bermimpi apalagi cuma omong doang (teguran bagi saya sendiri).