Saturday, January 21, 2012

teliti dalam ngangkot

Beberapa jam yang lalu saya menumpangi sebuah angkot dari daerah Pasar Senen. Awalnya saya tidak begitu memperhatikan dengan keadaan ganjil yang ada,, tapi setelah ada seorang anak SMA (cewek) bertanya kepada supir angkotnya begini: "umur berapa? kecil amat...". Sang supir menjawab : "lima belas". Saya langsung menoleh kepada supir angkot itu. kemudian anak SMA itu bertanya lagi: "udah berapa lama jadi supir?". Sang supir pun menjawab: "udah 2 tahun,,udah biasa nyampe ke Kampung Melayu". Lalu saya pun sempat berpikir, apakah sang supir sudah tidak sekolah lagi atau masih sekolah. Mungkin dia harus mencoba mandiri dengan mencari pekerjaan menjadi supir di umur semuda itu. Bagaimana kalau ada razia sim, kan umurnya belum cukup? itu pertanyaan yang terlontar di pikiran saya. tapi, mudah-mudahan saja sang supir selalu beruntung deh.
Angkot itu cukup lama untuk mulai "tancap gas", ya,,dengan istilah "ngetem". Satu per satu penumpang pun naik, dan keadaan angkot hampir penuh. Kemudian angkot pun menelusuri jalan. Baru saja angkot itu jalan, saya sudah deg-deg an,, Pasalnya,, Sang supir seperti asal-asalan nyetirnya. Ternayta perasaan itu bukan hanya di pikiran saya, tetapi ibu-ibu di samping saya pun berpikiran begitu. karena takut, Sang ibu pun segera turun dari angkot itu. kemudian tak lama setelah itu, dua orang anak muda (sepasang kekasih mungkin), turun dengan wajah yang sepertinya ragu akan kelihaian Sang supir. Saya semakin tidak tenang. Semakin lama semakin tidak tenang, karena jalannya angkot semakin tidak karuan. Akhirnya saya memutuskan untuk segera turun dari angkot tersebut. Saya langsung mengetok atap angkot itu,, lalu angkot berhenti di dekat halte bus transjakarta. Lega, akhirnya saya memutuskan untuk naik bustransjakarta saja, meskipun ongkosnya seperti dua kali lipat, tapi,, keselamatan lebih penting dibandingkan dengan ongkos murah. Saya merasa sedikit iba sih terhadap Sang supir, tapi, karena kekhawatiran saya yang mungkin geje, saya turun juga. Setidaknya saya sudah memberikan sedikit rejeki untuk Sang Supir. Semoga setelah saya turun, para penumpang dan Sang Supir tetap aman.
jadi initinya,, kalo naik angkot, lihat dulu situasi kanan kiri, supirnya juga,, jangan lupa,,, sediakan uang juga buat ongkos :)

No comments:

Post a Comment